Kapan Waktu Ideal untuk Olahraga Saat Puasa? Simak Penjelasan Pakar

Berolahraga saat berpuasa tetap penting untuk menjaga kebugaran tubuh. Namun, pemilihan waktu yang tepat sangat krusial agar tidak mengganggu kondisi fisik selama menjalankan ibadah puasa. Berikut adalah rekomendasi waktu ideal untuk berolahraga saat puasa menurut para pakar:​

1. Menjelang Berbuka Puasa (30–60 menit sebelum berbuka) Berolahraga ringan hingga sedang sekitar 30–60 menit sebelum waktu berbuka puasa dianggap ideal. Pada waktu ini, tubuh dapat segera mendapatkan asupan energi dan cairan setelah berolahraga, sehingga membantu pemulihan lebih cepat.
2. Setelah Berbuka Puasa atau Setelah Salat Tarawih Setelah berbuka puasa, tubuh telah menerima asupan makanan dan minuman, sehingga memiliki energi lebih untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang hingga berat. Berolahraga setelah salat tarawih juga menjadi pilihan baik karena kondisi tubuh sudah kembali pada performa semula.
3. Sebelum Sahur Meskipun jarang dilakukan, olahraga ringan seperti peregangan atau yoga sebelum sahur dapat membantu melancarkan peredaran darah dan meningkatkan fleksibilitas tubuh. Namun, pastikan untuk tidak melakukan olahraga berat pada waktu ini untuk menghindari kelelahan sepanjang hari.

Durasi dan Jenis Olahraga yang Disarankan

• Durasi: Disarankan untuk berolahraga selama 30–45 menit per sesi, tergantung pada jenis latihan dan kondisi tubuh masing-masing individu.
• Jenis Olahraga:
  • Intensitas Ringan hingga Sedang: Jalan kaki, jogging, bersepeda, atau senam ringan.​
  • Latihan Kekuatan: Push-up, sit-up, plank, atau squat dengan beban ringan.​
  • Latihan Kelenturan: Yoga atau peregangan untuk menjaga fleksibilitas otot dan sendi. ​

Catatan Penting

Selalu sesuaikan intensitas dan jenis olahraga dengan kondisi fisik Anda. Jika merasa lelah atau tidak fit, sebaiknya istirahat dan konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum memulai rutinitas olahraga saat berpuasa.

Hindari berolahraga di pagi hari saat berpuasa, karena dapat menyebabkan penurunan gula darah lebih cepat, membuat tubuh lemas, dan meningkatkan risiko hipoglikemia, terutama bagi penderita diabetes.