Terjadinya sekolah dasar (SD) tanpa guru di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor utama:
- Pensiun Massal Guru Senior: Setiap tahun, banyak guru memasuki masa pensiun, menciptakan kekosongan yang signifikan dalam tenaga pengajar. Pada tahun 2024, diperkirakan Indonesia akan kekurangan sekitar 1,3 juta guru akibat pensiun massal ini.
- Minimnya Minat Generasi Muda Menjadi Guru: Profesi guru kurang diminati oleh generasi muda karena dianggap kurang menarik dari segi gaji, fasilitas, dan penghargaan. Hal ini menyebabkan rendahnya jumlah lulusan yang memilih karier di bidang pendidikan.
- Distribusi Guru yang Tidak Merata: Banyak guru menumpuk di daerah perkotaan, sementara daerah terpencil mengalami kekurangan tenaga pengajar. Faktor geografis, akses transportasi yang sulit, dan kurangnya fasilitas di daerah terpencil membuat penempatan guru menjadi tantangan.
- Kondisi Kerja yang Kurang Mendukung: Di beberapa daerah, terutama di wilayah terpencil, fasilitas pendidikan yang kurang memadai dan kondisi kerja yang tidak mendukung membuat profesi guru kurang diminati.
- Kebijakan Rekrutmen yang Tidak Efektif: Proses rekrutmen dan penempatan guru seringkali tidak berjalan efektif, dengan hambatan birokrasi dan administrasi yang menghambat penempatan guru di daerah yang membutuhkan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya komprehensif, termasuk meningkatkan insentif bagi guru, terutama yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil; memperbaiki proses rekrutmen dan distribusi guru; serta meningkatkan fasilitas dan kondisi kerja di sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar.
Also Read