Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kontaminasi mikroplastik dalam tubuh manusia dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif otak. Studi kolaboratif antara Greenpeace Indonesia dan Universitas Indonesia menemukan bahwa individu dengan pola konsumsi plastik sekali pakai yang tinggi memiliki risiko penurunan fungsi kognitif hingga 36 kali lipat dibandingkan mereka yang minim terpapar mikroplastik.
Dalam penelitian tersebut, mikroplastik terdeteksi pada 95% sampel dari 67 partisipan, dengan kadar dalam darah berkisar antara 0 hingga 7,35 partikel per gram. Jenis mikroplastik yang paling dominan adalah polyethylene terephthalate (PET), yang umum ditemukan dalam kemasan botol minuman dan produk plastik sekali pakai lainnya.
Ahli saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Pukovisa Prawirohardjo, Sp.S(K), Ph.D., menyatakan bahwa paparan mikroplastik yang tinggi berhubungan erat dengan gangguan fungsi kognitif, termasuk penurunan kemampuan berpikir, mengingat, dan mengambil keputusan.
Temuan ini menyoroti pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan kesadaran akan dampak mikroplastik terhadap kesehatan manusia. Langkah-langkah seperti memperbaiki sistem pengelolaan sampah, memperluas larangan plastik sekali pakai, dan mendorong transisi ke sistem kemasan guna ulang menjadi krusial dalam upaya mengurangi kontaminasi mikroplastik di lingkungan.
Also Read