Dalam rangka memperingati Hari Bumi pada 22 April 2025, MIN 17 Kepulauan Seribu melaksanakan kegiatan penanaman pohon matoa pada 21 April 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa yang dicanangkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
Kegiatan diawali dengan partisipasi daring dalam peluncuran program nasional melalui Zoom Meeting bersama Kementerian Agama RI. Setelah itu, dilakukan penyerahan bibit pohon secara simbolis sebelum penanaman di lingkungan sekolah MIN 17 Kepulauan Seribu, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.
Kepala MIN 17 Kepulauan Seribu, Bahtiaroni, menyatakan bahwa penanaman pohon matoa ini merupakan bentuk konkret partisipasi sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup. “Melalui gerakan ini, kami ingin membangun semangat cinta lingkungan sejak dini kepada seluruh peserta didik,” ujarnya.
Gerakan ini merupakan bagian dari kampanye “Madrasah Go Green” yang diinisiasi oleh Direktorat KSKK Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI. Program ini bertujuan untuk mengajak seluruh madrasah di Indonesia berpartisipasi dalam Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa sebagai langkah konkret mitigasi perubahan iklim dan bentuk cinta tanah air.
Also Read
Direktur KSKK Madrasah, Nyayu Khodijah, menegaskan bahwa gerakan ini merupakan contoh nyata praktik baik dalam edukasi lingkungan hidup di madrasah. “Ini bukan hanya gerakan simbolik, tetapi juga edukatif. Kita ingin warga madrasah memahami pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bagian dari keimanan dan tanggung jawab sosial,” imbuhnya.
Pohon matoa dipilih karena berasal dari Indonesia dan dikenal mudah tumbuh, cepat berbuah, serta memiliki nilai ekonomi. Menurut Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, matoa juga mencerminkan keteguhan dan keteduhan, dua nilai yang ingin disampaikan melalui aksi ini.
“Menanam pohon bukan hanya soal menjaga lingkungan. Ini bagian dari akhlak Islam. Nabi mengajarkan bahwa siapa pun yang menanam pohon dan buahnya dimakan oleh manusia, burung, atau hewan, maka itu menjadi sedekah baginya,” ujar Abu Rokhmad.
Kegiatan ini juga mendorong partisipasi publik melalui lomba penanaman pohon matoa yang terbuka untuk seluruh masyarakat. Peserta cukup menanam pohon matoa, mendokumentasikan prosesnya dalam bentuk foto atau video, lalu mengunggahnya ke Instagram dan menandai akun resmi @bimasislam serta @literasizakatwakaf. Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama menyiapkan 20 paket suvenir menarik bagi para pemenang yang akan diumumkan pada 25 April 2025.
Melalui kegiatan ini, MIN 17 Kepulauan Seribu dan seluruh madrasah di Indonesia diharapkan dapat menjadi pelopor dalam gerakan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan aksi nyata untuk menjaga bumi.