Pasca Idul Fitri 2025, muara sungai dan saluran irigasi sepanjang 3 kilometer di Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dipenuhi tumpukan sampah yang terbawa arus akibat hujan deras. Fenomena “tsunami sampah” ini terjadi karena banyaknya warga yang membuang sampah sembarangan ke sungai dan saluran irigasi selama bulan Ramadhan hingga Lebaran.
Menanggapi situasi ini, Bupati Polewali Mandar, Haji Samsul Mahmud, bersama petugas gabungan dari dinas kebersihan, Tagana, dan Badan Penanggulangan Bencana, turun langsung membersihkan tumpukan sampah tersebut. Beliau mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat, termasuk di sungai dan saluran irigasi, guna mencegah pencemaran lingkungan.
Permasalahan ini diperparah dengan penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di daerah tersebut beberapa tahun lalu, sehingga tidak ada fasilitas pembuangan sampah yang memadai. Pemerintah setempat berencana membuka kembali TPA tersebut sebagai tempat pemrosesan sampah menjadi produk ramah lingkungan.
Peningkatan volume sampah pasca Lebaran juga terjadi di daerah lain, seperti di Lombok Tengah, di mana total sampah mencapai 600 ton selama libur Lebaran. Hal ini menunjukkan perlunya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dan pentingnya fasilitas pengolahan sampah yang memadai untuk mencegah pencemaran lingkungan.
Also Read