Penyakit tropis, seperti malaria, demam berdarah dengue, tuberkulosis, dan penyakit tropis terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTDs), tetap menjadi tantangan kesehatan global yang signifikan. Penanggulangan efektif terhadap penyakit-penyakit ini memerlukan kerja sama internasional yang erat, mengingat kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi penyebarannya, termasuk perubahan iklim, mobilitas manusia, dan resistensi obat.
Salah satu contoh upaya kolaboratif adalah penyelenggaraan Gadjah Mada International Conference on Tropical Medicine (GAMA-ICTM) 2025 yang diadakan oleh Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada. Konferensi ini bertujuan untuk mempertemukan peneliti, tenaga kesehatan, dan pemangku kepentingan guna membahas solusi inovatif dan membangun ketahanan sistem kesehatan terhadap penyakit tropis. Tema yang diangkat adalah “Strengthening Health System Resilience for Tropical Disease Control in A Rapidly Changing World”.
Selain itu, International Congress for Tropical Medicine and Malaria (ICTMM) 2024 yang berlangsung di Kuching, Sarawak, menjadi platform penting bagi para ahli untuk mempresentasikan hasil penelitian terkini terkait berbagai penyakit tropis. Kongres ini menekankan pentingnya kolaborasi global dan penelitian interdisipliner dalam upaya eliminasi penyakit tropis.
Also Read
Di tingkat nasional, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terus berupaya melakukan pencegahan dan pengendalian NTDs dengan menargetkan eliminasi penyakit seperti filariasis, cacingan, schistosomiasis, kusta, dan frambusia. Upaya ini sejalan dengan tujuan global untuk mengurangi beban penyakit tropis terabaikan.
Kerja sama internasional juga terlihat dalam kemitraan strategis antara Indonesia dan negara-negara Afrika. Forum Parlemen Indonesia-Afrika (IAPF) menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pertukaran ilmuwan dan ahli pertanian, pengembangan vaksin, serta peningkatan kapasitas kesehatan untuk menanggulangi penyakit tropis.
Secara keseluruhan, penanggulangan penyakit tropis memerlukan komitmen dan kerja sama global yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga internasional, akademisi, dan masyarakat sipil. Hanya dengan pendekatan terpadu dan kolaboratif, upaya eliminasi dan pengendalian penyakit tropis dapat mencapai hasil yang optimal.