Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, bersama empat pemimpin negara ASEAN lainnya, mengadakan diskusi melalui telekonferensi untuk membahas strategi menghadapi kebijakan tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Diskusi ini melibatkan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim; Sultan Brunei Darussalam, Hassanal Bolkiah; Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr.; dan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong.
Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyatakan bahwa pertemuan tersebut bertujuan untuk menyelaraskan respons kolektif terhadap kebijakan tarif AS yang berdampak signifikan pada perekonomian negara-negara ASEAN. Ia menambahkan bahwa para menteri ekonomi ASEAN akan mengadakan pertemuan pekan depan untuk melanjutkan pembahasan dan mencari solusi terbaik bagi semua negara anggota.
Sebelumnya, pada 2 April 2025, Presiden Trump mengumumkan kebijakan tarif impor yang mencakup tarif sebesar 32% untuk Indonesia, 17% untuk Filipina, 10% untuk Singapura, 24% untuk Malaysia, 49% untuk Kamboja, 36% untuk Thailand, dan 46% untuk Vietnam. Kebijakan ini mulai berlaku secara bertahap, dimulai dengan tarif umum 10% pada 5 April, diikuti dengan tarif khusus untuk negara-negara tertentu mulai 9 April.
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus berdiskusi dengan pejabat AS dan pemangku kepentingan domestik guna mengatasi tantangan ekonomi yang timbul akibat kebijakan tarif tersebut. Selain itu, Indonesia juga menjalin komunikasi dengan Malaysia sebagai Ketua ASEAN saat ini untuk mengoordinasikan respons regional, mengingat semua negara anggota ASEAN terdampak oleh kebijakan tarif baru AS.
Also Read
Langkah-langkah ini mencerminkan upaya kolektif negara-negara ASEAN dalam menghadapi tantangan perdagangan global dan menegaskan pentingnya kerja sama regional dalam menjaga stabilitas ekonomi kawasan.