Pasukan Rusia telah meningkatkan serangan terhadap ibu kota Ukraina, Kyiv, dengan meluncurkan puluhan rudal dan ratusan drone dalam beberapa hari terakhir. Serangan ini menyebabkan korban jiwa dan kerusakan signifikan pada infrastruktur sipil.
Serangan Drone dan Rudal
Pada 7 September 2024, Rusia melancarkan serangan besar-besaran menggunakan 67 drone Shahed buatan Iran yang menargetkan 11 wilayah di Ukraina, termasuk Kyiv. Pasukan pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 58 drone tersebut. Puing-puing drone ditemukan di dekat gedung parlemen di Kyiv, menandai salah satu insiden langka di mana drone atau rudal Rusia mencapai pusat kota yang biasanya dilindungi dengan baik oleh sistem pertahanan udara.
Selain itu, pada 22 Maret 2025, serangan drone Rusia di Kyiv menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak berusia 5 tahun. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran di beberapa bangunan apartemen dan kerusakan di seluruh kota. Pasukan pertahanan udara Ukraina melaporkan bahwa dari 147 drone yang diluncurkan Rusia pada malam itu, 97 berhasil dihancurkan.
Also Read
Korban Sipil
Serangan udara Rusia juga menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil. Pada 10 Agustus 2024, seorang pria berusia 35 tahun dan putranya yang berusia 4 tahun tewas akibat serangan udara Rusia di distrik Brovary, dekat Kyiv. Tiga orang lainnya, termasuk seorang remaja, mengalami luka-luka dalam serangan tersebut.
Tanggapan Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengkritik komunitas internasional karena dianggap belum memberikan tekanan yang cukup terhadap Rusia. Zelenskyy mengungkapkan bahwa dalam satu minggu, Rusia telah meluncurkan lebih dari 1.460 bom udara berpemandu, hampir 670 drone serang, dan lebih dari 30 rudal ke Ukraina. Ia menekankan perlunya solusi baru dan peningkatan tekanan terhadap Moskow untuk menghentikan serangan dan perang ini.
Situasi Terkini
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina terus meningkat, dengan serangan yang semakin intensif terhadap Kyiv dan wilayah lainnya. Komunitas internasional terus memantau situasi ini dengan cermat, sementara upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata masih berlangsung.