Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan, dengan kurs non-deliverable forward (NDF) menyentuh level Rp17.200 per dolar AS pada hari ini, Senin, 7 April 2025.
Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah:
- Data Tenaga Kerja AS: Rilis data tenaga kerja AS yang melebihi ekspektasi mengindikasikan penguatan ekonomi AS, mendorong penguatan dolar dan memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
- Kebijakan Tarif Impor AS: Pengenaan tarif impor oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap beberapa negara, termasuk Indonesia, dengan tarif sebesar 32%, meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan dan berkontribusi pada pelemahan rupiah.
- Ketegangan Geopolitik: Situasi geopolitik yang memanas di Timur Tengah dan Eropa turut menambah tekanan pada mata uang negara berkembang seperti rupiah.
Tindakan Antisipatif:
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan melakukan intervensi di pasar valuta asing melalui strategi triple intervention untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun, efektivitas langkah ini masih perlu diamati mengingat tekanan eksternal yang signifikan.
Also Read
Pelemahan rupiah ini memerlukan perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pelaku pasar, untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah dinamika global yang menantang.