Para peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menemukan spesies anggrek baru tanpa daun di Aceh, Sumatera, yang dinamai Chiloschista tjiasmantoi. Penemuan ini menambah kekayaan biodiversitas Indonesia dan menjadi catatan pertama keberadaan genus Chiloschista di Pulau Sumatera.
Anggrek ini unik karena tidak memiliki daun dan melakukan fotosintesis melalui akarnya. Bunganya berukuran kecil, dengan lebar sekitar 1-1,2 cm, berwarna kuning dengan pola bintik jingga atau kemerahan. Dalam satu tangkai perbungaan, dapat ditemukan hingga 30 kuntum bunga yang mekar secara simultan.
Chiloschista tjiasmantoi ditemukan pada ketinggian 700–1.000 meter di atas permukaan laut, tumbuh menempel di batang pohon tua di habitat semi-terbuka yang lembap dan berangin. Musim berbunga biasanya terjadi pada pertengahan Juli serta awal November hingga akhir Desember.
Penamaan spesies ini merupakan penghormatan kepada Wewin Tjiasmanto, seorang filantropis yang peduli terhadap konservasi flora Indonesia, khususnya di Aceh. Sayangnya, spesies ini masuk dalam kategori genting (endangered) menurut kriteria IUCN Red List, karena luas area sebaran dan jumlah populasi yang terbatas, serta ancaman ekspansi perkebunan dan perubahan iklim.
Also Read
Penemuan ini menegaskan pentingnya upaya konservasi dan perlindungan habitat alami untuk menjaga kelestarian spesies unik seperti Chiloschista tjiasmantoi di Indonesia.