Tradisi Koko’o, yang merupakan kebiasaan masyarakat Gorontalo membangunkan sahur dengan memukul alat musik bambu menyerupai kentongan, mencapai puncaknya pada sahur terakhir Ramadan 1446 Hijriah. Pada Minggu dini hari, 30 Maret 2025, Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, bersama Wakil Gubernur Idah Syahidah, melepas rombongan pegiat tradisi ini dari depan rumah jabatan gubernur, yang dikenal sebagai titik nol kilometer Gorontalo. Perjalanan tersebut berakhir di Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo.
Gubernur Gusnar menyatakan bahwa kegiatan ini menandai sahur terakhir Ramadan dan berharap agar ibadah puasa yang telah dijalani diterima oleh Allah SWT. Beliau juga mengajak masyarakat untuk berdoa agar dapat dipertemukan kembali dengan Ramadan di tahun mendatang. Wakil Gubernur Idah Syahidah menambahkan bahwa tradisi Koko’o merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan berpotensi mengukuhkan Gorontalo sebagai destinasi wisata religi.
Pemerintah Provinsi Gorontalo berencana menjadikan tradisi Koko’o sebagai festival tahunan selama bulan suci Ramadan, mengingat antusiasme ribuan peserta yang turut serta dalam kegiatan ini. Mereka menggunakan berbagai sarana, termasuk mobil kontainer, berjalan kaki, dan kendaraan roda dua, untuk memeriahkan acara tersebut.
Also Read