Universitas Columbia telah mengambil tindakan disipliner terhadap sejumlah mahasiswa yang terlibat dalam pendudukan gedung kampus selama protes pro-Palestina pada musim semi 2024. Hukuman yang dijatuhkan meliputi skorsing multi-tahun, pencabutan sementara gelar, dan pengeluaran (DO).
Latar Belakang Protes
Protes tersebut merupakan bagian dari gelombang demonstrasi yang melanda kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat sebagai respons terhadap konflik Israel-Hamas. Di Universitas Columbia, para mahasiswa menduduki Hamilton Hall sebagai bentuk protes, menuntut universitas untuk memutuskan hubungan finansial dengan Israel dan menghentikan bantuan militer AS ke negara tersebut.
Also Read
Tindakan Pemerintah Federal
Pemerintahan Trump menarik dana hibah dan kontrak federal senilai $400 juta dari Universitas Columbia, menuduh universitas tersebut tidak menangani masalah antisemitisme dengan memadai. Selain itu, agen federal menahan Mahmoud Khalil, seorang aktivis Palestina dan pemimpin protes kampus, yang saat ini menghadapi kemungkinan deportasi.
Reaksi Universitas dan Komunitas
Beberapa anggota fakultas dan komunitas universitas memuji tindakan tegas tersebut sebagai langkah untuk mengembalikan fokus institusi pada penelitian dan pengajaran. Namun, serikat pekerja mahasiswa Columbia mengutuk sanksi terhadap presidennya, Grant Miner, yang diusir sehari sebelum negosiasi kontrak dengan universitas dimulai, menyebutnya sebagai “serangan terbaru terhadap hak Amandemen Pertama.”
Situasi Terkini
Ketegangan di kampus tetap tinggi, dengan protes lanjutan terjadi di Barnard College, afiliasi Columbia, setelah dua mahasiswa dikeluarkan karena mengganggu kelas tentang Israel. Lebih dari 116.600 orang telah menandatangani petisi untuk pemulihan status mahasiswa tersebut.