Parlemen Iran pada 22 Juni 2025 meloloskan resolusi untuk menutup Selat Hormuz, sebagai respons atas serangan udara AS ke situs nuklir Iran. Meski keputusan akhir masih menunggu otorisasi dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi negara tersebut, langkah ini sudah menimbulkan gejolak di pasar energi global.
⚠️ Mengapa Selat Hormuz Vital?
- Selat Hormuz merupakan jalur strategis pengiriman minyak dan gas dari Teluk Persia—sekitar 20–25% dari pasokan minyak dunia melewatinya .
- Penutupan bisa menghentikan one billion dollar nilai minyak per hari, memicu lonjakan harga dan disrupsi rantai pasok global .
- Pasalnya selat ini hanya lebarnya puluhan kilometer dengan jalur kapal sempit, rentan terhadap taktik asimetris seperti penambangan laut dan serangan rudal/drone .
⚖️ Respons Global & Potensi Dampak
- AS dan sekutu, termasuk Uni Eropa dan China, memperingatkan bahwa penutupan selat akan berisiko “economic suicide” bagi Iran dan memicu respons militer cepat.
- Harga minyak global langsung naik tajam: Brent naik ke kisaran $78–80 per barel, dengan potensi dorongan hingga $90–130 jika krisis berkepanjangan .
- Trader global kini cenderung bersikap hati-hati, memperkirakan bahwa ancaman ini mungkin hanya langkah politik, bukan eskalasi penuh .
🧩 Jalur Keputusan Selanjutnya
- Meski parlemen menyetujui, putusan final ada di Dewan Keamanan Nasional Iran .
- Jika dilaksanakan, Iran dapat menerapkan penutupan menggunakan tambang laut, rudal atau gangguan navigasi.
- AS & sekutu siap melakukan tindakan militer untuk memastikan selat tetap terbuka; AS bahkan meminta China ikut memberikan tekanan diplomatik
Parlemen Iran membuat langkah diplomatik-militer penting dengan menyetujui penutupan selat Hormuz, meski eksekusi final masih di tangan otoritas tertinggi negara itu. Dampak dari keputusan ini bisa mengganggu hampir seperlima pasokan minyak global, meningkatkan risiko eskalasi regional dan memicu ketidakpastian ekonomi global.
Also Read