Pada Rabu, 19 Maret 2025, Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) pada kisaran 4,25%–4,50%. Keputusan ini diambil di tengah ketidakpastian ekonomi global dan dampak kebijakan tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump.
Dalam pernyataan resminya, The Fed mengindikasikan kemungkinan akan melakukan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 25 basis poin pada akhir tahun 2025. Langkah ini mencerminkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat dan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa meskipun pasar tenaga kerja tetap kuat, terdapat penurunan dalam belanja konsumen. Ia juga menyoroti bahwa tarif perdagangan dapat memberikan tekanan tambahan pada harga, yang berpotensi mempengaruhi inflasi.
Menanggapi keputusan ini, pasar saham AS menunjukkan respons positif. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,92%, S&P 500 menguat 1,08%, dan Nasdaq Composite meningkat 1,41% pada perdagangan Rabu, 19 Maret 2025.
Also Read
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya (BI 7-Day Reverse Repo Rate) di level 5,75% pada Maret 2025. Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga perkiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5% plus minus 1%.
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga dan sinyal pemangkasan di akhir tahun mencerminkan pendekatan hati-hati dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Para pelaku pasar dan pembuat kebijakan akan terus memantau perkembangan ekonomi untuk menyesuaikan strategi mereka ke depan.