Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengumumkan bahwa Sekolah Rakyat akan menerapkan kurikulum fleksibel yang memungkinkan siswa untuk mendaftar dan memulai pendidikan kapan saja, tanpa harus menunggu tahun ajaran baru. Kurikulum ini dikenal sebagai model multi-entry dan multi-exit (MEME), yang memberikan fleksibilitas dalam waktu masuk dan keluar siswa dari sistem pendidikan.
Dengan pendekatan ini, siswa tidak diwajibkan untuk memulai pendidikan pada awal tahun ajaran yang sama. Pendaftaran dapat dilakukan secara bergelombang, sehingga siswa yang bergabung di pertengahan tahun ajaran tetap dapat langsung memulai pembelajaran begitu mereka diterima dan diasramakan.
Meskipun kurikulum Sekolah Rakyat berbeda dari sekolah formal pada umumnya, Mendikdasmen memastikan bahwa kualitas pendidikan yang diberikan tetap setara. Kurikulum dirancang khusus (tailor-made) untuk memenuhi kebutuhan siswa, dengan tetap mengacu pada standar pendidikan nasional.
Also Read
Program Sekolah Rakyat ini diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan berkualitas bagi keluarga kurang mampu. Rencananya, 200 sekolah akan dibangun dengan kapasitas masing-masing menampung 1.000 siswa dari jenjang SD hingga SMA.
Penerapan kurikulum fleksibel ini diharapkan dapat memberikan kesempatan lebih luas bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, tanpa terhalang oleh batasan waktu pendaftaran tradisional.