Batik Lasem, warisan budaya dari Rembang, Jawa Tengah, kini menembus pasar Eropa berkat transformasi menuju produksi yang ramah lingkungan. Para pengrajin Batik Lasem berinovasi dengan menggunakan pewarna alami seperti indigofera dan soga, serta serat viscose rayon yang dapat terurai secara alami, sesuai dengan standar keberlanjutan yang diterapkan di Uni Eropa.
Inisiatif ini didukung oleh kolaborasi antara Asia Pacific Rayon (APR), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta akademisi, yang memberikan pelatihan kepada lebih dari 40 pembatik di Lasem untuk menghasilkan batik berkualitas tinggi dengan teknik pewarnaan alami.
Kementerian Perindustrian Indonesia juga mendorong industri batik untuk menerapkan prinsip industri hijau, termasuk efisiensi penggunaan bahan baku dan energi, serta pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.
Also Read