Friedrich Merz, pemimpin oposisi konservatif Jerman, telah memenangkan pemilihan federal pada Minggu, 23 Februari 2025, dengan perolehan sekitar 29% suara. Kemenangan ini menempatkan Merz di ambang posisi sebagai Kanselir Jerman berikutnya. Namun, ia menghadapi tantangan dalam membentuk koalisi pemerintahan yang stabil, mengingat partainya tidak memperoleh mayoritas absolut. Kemungkinan besar, Merz perlu berkoalisi dengan Partai Sosial Demokrat (SPD) yang memperoleh 16,4% suara, dan mungkin melibatkan partai lain seperti Partai Hijau yang meraih 12% suara.
Dalam pidato kemenangannya, Merz menekankan pentingnya Eropa untuk memperkuat kemandirian dari Amerika Serikat. Ia mengkritik campur tangan tokoh-tokoh AS, seperti Elon Musk dan Wakil Presiden AS J.D. Vance, yang secara terbuka mendukung partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) dalam pemilu ini. Merz menegaskan bahwa Eropa harus mempercepat pembangunan kapasitas pertahanan independen dan tidak terlalu bergantung pada Amerika Serikat.
Merz, yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung kuat hubungan transatlantik, kini mengadvokasi peningkatan otonomi Eropa dalam menghadapi tantangan global. Ia berpendapat bahwa Eropa harus bersatu dan memperkuat pertahanannya untuk menghadapi ancaman dari Rusia dan perubahan dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Selain itu, Merz juga menghadapi tekanan domestik, terutama terkait peningkatan dukungan untuk AfD yang mencapai 20% suara, menjadikannya kekuatan politik terbesar kedua di Bundestag. Kenaikan ini mencerminkan ketidakpuasan pemilih terhadap partai-partai arus utama dan menambah kompleksitas dalam pembentukan koalisi pemerintahan yang stabil.
Also Read
Dengan latar belakang ekonomi yang lesu dan meningkatnya kekhawatiran keamanan, Merz berkomitmen untuk segera membentuk pemerintahan yang efektif guna mengatasi tantangan domestik dan memperkuat posisi Jerman di Eropa serta dunia internasional.