Sepanjang Januari 2025, Provinsi Bali mengalami serangkaian bencana banjir dan tanah longsor yang melanda enam kabupaten, yaitu Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Karangasem, dan Bangli. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, dalam periode 13-19 Januari 2025, tercatat 36 kejadian bencana di berbagai wilayah tersebut.
Dampak Bencana
Bencana ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur, rumah warga, dan lahan pertanian. Selain kerugian materiil, beberapa kejadian juga menyebabkan korban jiwa dan luka-luka. Misalnya, pada 17 Januari 2025, terjadi tanah longsor di Denpasar yang menimbulkan korban jiwa.
Also Read
Kaitan dengan Krisis Iklim
Para ahli lingkungan mengaitkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana ini dengan krisis iklim yang semakin memuncak. Perubahan pola curah hujan dan peningkatan kejadian cuaca ekstrem menjadi faktor pemicu utama terjadinya banjir dan longsor di Bali.
Faktor Pendukung Lainnya
Selain perubahan iklim, alih fungsi lahan dan deforestasi di beberapa wilayah Bali turut berkontribusi terhadap meningkatnya risiko bencana. Penggundulan hutan dan pembangunan yang tidak berkelanjutan mengurangi daya serap tanah terhadap air, sehingga memicu banjir dan longsor saat hujan deras.
Upaya Mitigasi dan Adaptasi
BPBD Bali telah melakukan berbagai upaya mitigasi, termasuk edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Namun, diperlukan kerjasama lebih lanjut antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi akar permasalahan dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana.
Kesimpulan
Bencana banjir dan longsor yang melanda Bali pada Januari 2025 menjadi peringatan akan dampak nyata krisis iklim dan pentingnya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Langkah-langkah mitigasi dan adaptasi harus segera diimplementasikan untuk melindungi masyarakat dan aset berharga Pulau Dewata.