Pemerintah Indonesia menargetkan pembangunan 147 unit Sekolah Rakyat baru pada tahun 2025 sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pendidikan. Program ini merupakan bagian dari total target 200 Sekolah Rakyat yang direncanakan untuk tahun ini, dengan 53 unit lainnya memanfaatkan bangunan eksisting milik Kementerian Sosial dan pemerintah daerah yang akan direnovasi dan disesuaikan untuk kebutuhan pendidikan.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa pembangunan 147 sekolah baru ini akan dilakukan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Lokasi-lokasi ini dipilih berdasarkan data sebaran kantong kemiskinan untuk memastikan akses pendidikan bagi masyarakat miskin ekstrem.
Setiap Sekolah Rakyat dirancang untuk berdiri di atas lahan seluas 5 hingga 10 hektare, mencakup fasilitas pendidikan dari tingkat SD hingga SMA, lengkap dengan asrama, ruang makan, dan fasilitas pendukung lainnya. Kurikulum yang diterapkan akan menekankan pada penguatan karakter, kepemimpinan, nasionalisme, dan keterampilan, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa.
Also Read
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, mengungkapkan bahwa program ini mendapat respons positif dari pemerintah daerah, dengan lebih dari 280 usulan lokasi pembangunan Sekolah Rakyat yang telah diterima. Pemerintah pusat membuka peluang bagi daerah yang siap mendukung program ini, terutama dalam penyediaan lahan minimal 5 hektare.
Pembangunan Sekolah Rakyat ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan berkualitas secara gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, termasuk penyediaan seragam, makanan, dan tempat tinggal. Langkah ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan yang inklusif dan merata.