Pada 22 Juni 2025, militer AS melancarkan serangan ke tiga fasilitas nuklir Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—menggunakan bom bunker-buster, yang menurut Presiden Trump merupakan “kesuksesan militer spektakuler” .
Iran mengutuk serangan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional dan menegaskan fasilitas itu sebenarnya berfungsi untuk tujuan damai, bukan militer .
⚖️ Iran Janji Balasan “Proporsional”
- Respons Proporsional Dijanjikan
Juru bicara Iran dan media menyebut respons akan “proporsional”—yaitu menyesuaikan skala dan metode balasan sesuai tingkat serangan yang dilakukan AS . - Kemungkinan Bentuk Balasan
Laporan mengindikasikan Iran dapat memilih salah satu dari opsi berikut:- Serangan militer terbatas terhadap aset AS atau sekutunya di kawasan.
- Serangan siber menarget fasilitas penting atau sistem kritis.
- Penutupan Selat Hormuz—finance strategis global—yang berpotensi meningkatkan harga minyak dunia .
- Tekanan Politik Domestik
Para hardliner di Iran diperkirakan mendesak respons yang lebih kuat; namun keputusan akhir juga mempertimbangkan tekanan diplomatik dan risikonya.
🌐 Dampak & Konteks Internasional
- Kekhawatiran global meningkat
PBB, Uni Eropa, hingga negara besar seperti China dan Rusia menyerukan pengekangan eskalasi dan kembali ke jalur diplomasi. - Lingkungan keamanan AS
Departemen Keamanan Domestik AS mengeluarkan imbauan kewaspadaan global akibat kemungkinan balasan—termasuk ancaman siber atau aksi teror terkait di dalam negeri . - Serangan Iran ke Israel
Iran telah meluncurkan rudal ke Israel sebagai bentuk respon awal, yang sebagian diintersepsi; konflik ini juga menimbulkan potensi konflik lanjutan dengan AS dan sekutunya.
🛑 Ringkasan
Komunitas internasional mendesak pengekangan dan kembali ke jalur diplomatik.
AS menyerang situs nuklir Iran pada 22 Juni 2025.
Also Read
Iran mengecam serangan dan menegaskan akan membalas secara proporsional, bisa melalui militer, siber, atau ekonomi (seperti penutupan Selat Hormuz).
Respons Iran akan dipengaruhi dinamika internal, tekanan geopolitik, dan risiko eskalasi.