Penunjukan Riefian Fajarsyah, yang dikenal sebagai Ifan Seventeen, sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) telah menimbulkan berbagai tanggapan di kalangan masyarakat dan pelaku industri perfilman.
Profil Singkat Ifan Seventeen
Ifan Seventeen lahir dengan nama lengkap Riefian Fajarsyah pada 16 Maret 1983 di Yogyakarta. Ia dikenal sebagai vokalis band Seventeen yang telah merilis beberapa album populer. Selain berkarier di musik, Ifan juga memiliki pengalaman di industri film. Sejak 2019, ia mendirikan rumah produksi dan terlibat sebagai produser eksekutif dalam beberapa proyek film. Salah satu karyanya adalah film dokumenter berjudul “Kemarin” yang dirilis pada 2020.
Also Read
Alasan Penunjukan
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjelaskan bahwa penunjukan Ifan sebagai Dirut PFN didasarkan pada keinginannya memberikan kesempatan bagi generasi muda yang memiliki pengalaman di industri kreatif. Juru Bicara Kementerian BUMN, Putri Viola, menyatakan bahwa pengalaman Ifan sebagai produser film menjadi salah satu pertimbangan utama dalam penunjukannya.
Kritik dari Joko Anwar
Sutradara ternama Joko Anwar memberikan tanggapan kritis terkait penunjukan Ifan. Ia menekankan perlunya memperjelas relevansi dan peran PFN saat ini sebelum menilai kelayakan seseorang untuk memimpin perusahaan tersebut. Joko Anwar juga menyoroti bahwa meskipun Ifan memiliki pengalaman sebagai produser, hal itu belum cukup untuk memahami kompleksitas industri perfilman secara menyeluruh.
Tanggapan Ifan Seventeen
Menanggapi kritik yang muncul, Ifan menjelaskan bahwa sejak 2019 ia telah memiliki rumah produksi dan terlibat aktif dalam produksi film. Ia mengakui bahwa banyak publik yang mungkin hanya mengenalnya sebagai penyanyi, sehingga tidak mengetahui kiprahnya di industri film. Ifan berharap penunjukannya dapat membawa inovasi dan kontribusi positif bagi PFN dan industri perfilman nasional.
Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN mencerminkan dinamika antara pengalaman individu dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan di industri kreatif. Perdebatan ini menyoroti pentingnya transparansi dan kompetensi dalam pengisian jabatan strategis di sektor publik.