DeepSeek adalah perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok yang baru-baru ini meluncurkan chatbot AI bernama DeepSeek-R1. Chatbot ini berhasil mengungguli ChatGPT dari OpenAI sebagai aplikasi gratis paling banyak diunduh di App Store AS.
Keunggulan DeepSeek-R1
DeepSeek-R1 menonjol karena efisiensi biaya pengembangannya. Model ini dikembangkan dengan biaya sekitar $6 juta, jauh lebih rendah dibandingkan dengan model serupa dari perusahaan AS yang mencapai ratusan juta hingga miliaran dolar. Meskipun demikian, DeepSeek-R1 mampu menyaingi atau bahkan melampaui kemampuan model AI terkemuka lainnya.
Also Read
Dampak pada Pasar Teknologi AS
Peluncuran DeepSeek-R1 menyebabkan gejolak di pasar teknologi AS. Saham perusahaan seperti Nvidia mengalami penurunan signifikan, dengan penurunan mencapai 17%, yang menghapus nilai pasar lebih dari $600 miliar. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa dominasi AS dalam bidang AI dapat terancam oleh inovasi dari Tiongkok.
Tantangan dan Kontroversi
Meskipun menawarkan efisiensi dan keterbukaan, DeepSeek-R1 menghadapi kritik terkait sensor yang sejalan dengan kebijakan Partai Komunis Tiongkok. Misalnya, chatbot ini menolak membahas topik-topik sensitif seperti protes Tiananmen 1989 atau status Taiwan. Selain itu, ada kekhawatiran tentang privasi data pengguna, mengingat data disimpan di Tiongkok.
Kesimpulan
DeepSeek-R1 menunjukkan bahwa pengembangan model AI canggih dapat dilakukan dengan biaya yang lebih rendah tanpa memerlukan infrastruktur perangkat keras yang mahal. Namun, munculnya DeepSeek juga menimbulkan pertanyaan tentang masa depan dominasi AS dalam bidang AI dan implikasi geopolitik yang menyertainya.