Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,76% pada Januari 2025. Penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) ini terjadi dari 106,80 pada Desember 2024 menjadi 105,99 pada Januari 2025.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan bahwa deflasi ini berbeda dengan bulan sebelumnya dan periode yang sama pada tahun 2024, yang mengalami inflasi. Deflasi bulanan ini merupakan yang pertama sejak September 2024.
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penyumbang deflasi terbesar, dengan penurunan sebesar 9,16% dan andil deflasi sebesar 1,44%. Penurunan tarif listrik memberikan kontribusi signifikan terhadap deflasi ini.
Also Read
Selain itu, komponen harga yang diatur pemerintah mengalami deflasi sebesar 7,38%, dengan penyumbang utama adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api. Sementara itu, komponen harga bergejolak mengalami inflasi 2,95%, dipengaruhi oleh kenaikan harga cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras.
Secara tahunan, inflasi mencapai 0,76% pada Januari 2025, meningkat dibandingkan dengan Desember 2024 yang sebesar 0,44%. Sebanyak 34 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami deflasi, dengan deflasi terdalam terjadi di Papua Barat sebesar 2,29%, sementara inflasi tertinggi terjadi di Kepulauan Riau sebesar 0,43%.