Artikel opini berjudul “Demokrasi Tak Mampir di Media Sosial” yang ditulis oleh Usman Kansong dan diterbitkan di Media Indonesia pada 14 April 2025, mengulas bagaimana media sosial, yang awalnya dianggap dapat memperkuat demokrasi, justru berpotensi menggerusnya. Dalam artikel tersebut, Kansong mengutip studi Merlyna Lim yang menunjukkan bahwa teknologi digital tidak secara inheren demokratis karena dikendalikan oleh algoritma yang dapat memanipulasi emosi manusia, menciptakan apa yang disebut sebagai “politik baper” atau politik yang mengandalkan perasaan. Fenomena ini memungkinkan pihak-pihak dengan kekuatan ekonomi dan politik untuk memanfaatkan algoritma media sosial guna menyebarkan disinformasi dan memanipulasi opini publik melalui buzzer dan bot, sehingga mengancam kualitas demokrasi. Kansong juga menyoroti pentingnya literasi digital dan pendidikan politik agar masyarakat dapat berpartisipasi sebagai warga negara yang kritis, bukan sekadar konsumen informasi.