Hamas telah menyatakan menerima proposal gencatan senjata baru di Gaza yang diajukan oleh mediator Mesir dan Qatar. Proposal ini mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza, serta pertukaran tahanan yang signifikan. Hamas menekankan bahwa proposal tersebut harus memastikan berakhirnya penderitaan rakyat Palestina dan mencakup kesepakatan pertukaran tahanan yang serius.
Sementara itu, Israel menyatakan telah mengajukan kontra-proposal dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat, menunjukkan bahwa proses negosiasi masih berlangsung.
Di sisi lain, Israel mengecam rencana Prancis untuk mengakui negara Palestina. Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, menyebut langkah tersebut sebagai “hadiah bagi terorisme” dan menegaskan bahwa Palestina adalah negara fiktif.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan bahwa pengakuan terhadap negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis dan merupakan kebutuhan moral serta politik.
Also Read
Langkah Prancis ini dipandang oleh sebagian pihak sebagai upaya untuk memperkuat tekanan internasional terhadap Israel agar kembali ke meja perundingan dan menghentikan eskalasi kekerasan yang telah menelan banyak korban sipil.