Fenomena #KaburAjaDulu mencerminkan keresahan mendalam di kalangan generasi muda Indonesia terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan politik saat ini. Tagar ini, yang berarti “pergi saja dulu,” menjadi simbol keinginan banyak anak muda untuk mencari peluang di luar negeri akibat ketidakpuasan terhadap situasi dalam negeri. Hal ini diperparah oleh kebijakan pemerintah yang dianggap kurang mendukung, seperti pemotongan anggaran pendidikan demi program lain yang kontroversial.
Di sisi lain, muncul kekhawatiran mengenai krisis nasionalisme di kalangan pejabat negara. Beberapa pejabat mempertanyakan loyalitas para diaspora dan mengkhawatirkan potensi brain drain, namun ironisnya, tindakan dan kebijakan mereka sendiri sering kali tidak mencerminkan semangat nasionalisme yang kuat. Kritik terhadap upaya konsolidasi kekuasaan, nepotisme, dan manipulasi institusi demokrasi semakin memperburuk citra pejabat di mata publik.
Kombinasi antara ketidakpuasan generasi muda dan perilaku pejabat yang dianggap tidak nasionalis ini menciptakan paradoks. Generasi muda merasa tidak didengar dan tidak didukung, sementara pejabat negara yang seharusnya menjadi teladan justru menunjukkan perilaku yang kontradiktif. Untuk mengatasi krisis ini, diperlukan refleksi mendalam dan perubahan nyata dalam kebijakan serta sikap para pemimpin guna membangun kembali kepercayaan dan semangat nasionalisme yang sejati.
Also Read