Kaesang Pangarep kembali terpilih sebagai Ketua Umum PSI untuk periode 2025–2030. Berdasarkan hasil kongres yang digelar secara daring antara 12–18 Juli 2025, Kaesang memperoleh 65,28% suara, mengalahkan dua pesaingnya, Ronald Aristone Sinaga dan Agus Mulyono Herlambang. Penunjukan ini sekaligus menegaskan konsistensi PSI dalam mengejar visi sebagai “Partai Super Tbk”, memperkuat otonomi dan kepemilikan kadernya.
Langkah Kaesang memimpin kembali PSI dilihat oleh beberapa pihak sebagai dorongan untuk membentuk poros politik baru di luar dominasi partai legacy seperti PDI-P dan Golkar—terlebih setelah skenario dynasti politik Jokowi dinilai bergeser lewat kehadiran sang putra di PSI. Kaesang sendiri menegaskan bahwa ayahnya, Presiden Joko Widodo, tidak menjadi kandidat kepemimpinan partai dan telah mendukung sepenuhnya langkah anaknya di PSI.
Penunjukan Kaesang mendapat respons dari partai senior seperti PKB yang diketuai Muhaimin Iskandar —Cak Imin—mengucapkan selamat serta berharap PSI semakin kuat di bawah kepemimpinannya. Meski demikian, kritik tetap muncul dari konsultan politik dan pengamat demokrasi yang melihat posisi Kaesang sebagai bagian dari strategi Jokowi family untuk mempertahankan pengaruh dalam politik nasional.
Secara organisasi, kepemimpinan Kaesang membawa sejumlah pembaharuan: PSI kini menerapkan e‑voting dalam pemilihan internal dan mencanangkan rekam kader berbasis digital sebagai bagian dari rebranding menjadi partai “Super Tbk” — merujuk pada keterbukaan kepemilikan dan partisipasi aktif kader.
Also Read
Apa maknanya untuk politik Indonesia?
- PSI makin siap berada di poros ketiga, menambah alternatif bagi pemilih muda dan urban yang kritis, di samping poros tradisional seperti PDIP atau Golkar.
- Kemunculan dinasti Jokowi lewat jalur PSI memicu perdebatan soal demokrasi dan pembeda antara politik berbasis figur vs. kebijakan.
- Model kepemimpinan Kaesang yang modern dan digital-savvy berpotensi menarik generasi milenial, sekaligus menantang gaya politik konvensional lama.
Kaesang Pangarep sebagai tokoh muda dengan citra populer dan koneksi keluarga politik membuat PSI kini memiliki modal kuat untuk bertransformasi menjadi kekuatan politik yang relevan menghadapi dinamika politik jelang pemilu 2029.