Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Padjadjaran (Unpad) terhadap keluarga pasien di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin, Bandung, mengungkap kelemahan serius dalam sistem perlindungan pasien di fasilitas kesehatan. Insiden ini menyoroti pentingnya evaluasi dan perbaikan dalam pengawasan serta tata kelola tenaga medis di lingkungan rumah sakit.
Kronologi Kejadian
Pada 18 Maret 2025, dokter PPDS berinisial PAP (31) meminta korban FH (21) untuk menjalani pemeriksaan kecocokan golongan darah di Gedung MCHC lantai 7 RSUP Hasan Sadikin sekitar pukul 01.00 WIB. Setibanya di lokasi, korban diminta mengganti pakaian dengan baju operasi dan kemudian disuntikkan cairan yang menyebabkan kehilangan kesadaran. Korban baru sadar sekitar pukul 04.00 WIB dengan rasa perih saat buang air kecil dan melaporkan kejadian tersebut kepada keluarganya.
Tindakan Institusi Terkait
Also Read
Manajemen RSUP Hasan Sadikin telah menghentikan aktivitas pendidikan PAP dan mengembalikannya ke Fakultas Kedokteran Unpad. Pihak Unpad menyatakan akan memproses pemutusan studi terhadap tersangka. Selain itu, Kementerian Kesehatan menginstruksikan penghentian sementara Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif di RSUP Hasan Sadikin selama satu bulan untuk evaluasi dan perbaikan pengawasan.
Evaluasi Sistem Perlindungan Pasien
Kasus ini mencerminkan kegagalan dalam sistem perlindungan pasien di lingkungan rumah sakit. Beberapa aspek yang perlu dievaluasi meliputi:
- Pengawasan Tenaga Medis: Perlunya pengawasan ketat terhadap dokter residen dan tenaga medis lainnya untuk mencegah penyalahgunaan wewenang.
- Protokol Keamanan Pasien: Peninjauan kembali dan penegakan protokol yang memastikan keselamatan dan privasi pasien serta keluarga mereka selama berada di fasilitas kesehatan.
- Sistem Pelaporan dan Tindak Lanjut: Membangun sistem pelaporan yang efektif bagi korban kekerasan seksual dan memastikan tindak lanjut yang cepat dan transparan.
Kesimpulan
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya perlindungan pasien dan keluarga mereka di lingkungan medis. Diperlukan komitmen dari seluruh institusi terkait untuk memperbaiki sistem pengawasan dan tata kelola guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.