Pemerintah Indonesia berencana mengimpor sekitar 200 ribu ton gula mentah (raw sugar) pada tahun 2025 untuk memperkuat cadangan pangan pemerintah (CPP), terutama menjelang Ramadan dan Idulfitri. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi fluktuasi harga gula konsumsi di pasar domestik.
Alasan dan Tujuan Impor
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa impor ini bertujuan untuk meningkatkan stok gula yang dikuasai pemerintah, bukan karena kekurangan produksi dalam negeri. Data menunjukkan bahwa hingga awal Februari 2025, stok gula nasional mencapai 842 ribu ton, sementara kebutuhan konsumsi bulanan diperkirakan sekitar 235 ribu ton. Dengan demikian, stok saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan selama 3-4 bulan ke depan.
Namun, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama Ramadan dan Idulfitri, serta menjaga stabilitas harga, pemerintah memutuskan untuk menambah cadangan melalui impor. Langkah ini juga mempertimbangkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan kenaikan harga gula di beberapa wilayah.
Also Read
Mekanisme dan Waktu Impor
Impor gula mentah ini akan dilakukan secara bertahap sepanjang tahun 2025 dan akan diolah menjadi gula kristal putih (GKP) oleh pabrik gula domestik sebelum didistribusikan ke pasar. Pemerintah memastikan bahwa impor ini tidak akan mengganggu harga tebu di tingkat petani, terutama menjelang musim panen yang diperkirakan mulai pada April hingga Juni 2025.
Kebijakan Terkait
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa Indonesia tidak akan mengimpor gula konsumsi pada tahun 2025. Namun, impor gula mentah untuk keperluan penguatan cadangan pangan pemerintah tetap dilakukan untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga di pasar domestik.