Petisi untuk menyelamatkan Ekosistem Batang Toru dan Orangutan Tapanuli telah berhasil mengumpulkan 190 ribu tanda tangan dari berbagai penjuru dunia. Dukungan ini merupakan hasil kolaborasi antara Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara, WALHI Nasional, dan organisasi Satya Bumi. Petisi tersebut telah diserahkan langsung kepada pemerintah Indonesia sebagai bentuk desakan untuk menghentikan ekspansi tambang emas Martabe yang dianggap mengancam habitat orangutan Tapanuli.
Selain kepada pemerintah, petisi ini juga disampaikan kepada perusahaan induk operator tambang yang berbasis di London, Inggris. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan internasional agar perusahaan tersebut menghentikan perluasan tambang yang dapat merusak ekosistem Batang Toru.
Orangutan Tapanuli merupakan spesies yang sangat terancam punah, dengan populasi yang tersisa diperkirakan hanya sekitar 800 individu yang hidup di hutan Batang Toru, Sumatera Utara. Habitat mereka terusik oleh berbagai aktivitas manusia, termasuk penebangan hutan dan ekspansi tambang. Oleh karena itu, upaya konservasi dan perlindungan habitat menjadi sangat krusial untuk mencegah kepunahan spesies ini.
Masyarakat internasional diajak untuk terus memberikan dukungan melalui penandatanganan petisi dan menyebarkan kesadaran mengenai pentingnya menjaga ekosistem Batang Toru demi kelangsungan hidup orangutan Tapanuli dan keseimbangan lingkungan secara keseluruhan.
Also Read