Presiden Prabowo Subianto menyoroti adanya pihak-pihak dalam birokrasi yang menentang kebijakan efisiensi anggaran yang ia terapkan. Dalam pidatonya pada Pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya, Prabowo menyebut mereka sebagai “raja kecil” yang merasa kebal hukum dan menolak upaya penghematan. Ia menegaskan bahwa efisiensi anggaran ditujukan untuk kepentingan rakyat, seperti menyediakan makanan bagi anak-anak dan memperbaiki fasilitas pendidikan.
Kebijakan efisiensi anggaran ini mencakup pengurangan perjalanan dinas, pembatasan penggunaan fasilitas seperti pendingin ruangan, dan penghematan dalam pengadaan alat tulis kantor. Langkah-langkah ini diambil untuk mengalihkan dana sebesar Rp306 triliun ke program-program prioritas pemerintah, termasuk program makan bergizi gratis bagi siswa sekolah.
Namun, kebijakan ini menuai kritik karena dianggap dapat mengganggu layanan publik dan kinerja ekonomi. Beberapa analis khawatir bahwa pemotongan anggaran yang signifikan dapat berdampak negatif pada aktivitas ekonomi dan investasi swasta.
Also Read
Prabowo menegaskan pentingnya efisiensi anggaran untuk memastikan bahwa dana negara digunakan secara optimal demi kesejahteraan masyarakat. Ia juga menekankan perlunya menghindari pengeluaran yang tidak perlu dan memastikan bahwa setiap rupiah dari anggaran negara memberikan manfaat maksimal bagi rakyat Indonesia.