Wakil Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Andy Budiman, menyatakan bahwa kunjungan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, selama momen Idul Fitri merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan. Menurut Andy, Jokowi bukanlah oposisi terhadap pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, melainkan pendukung penuh pemerintahan saat ini. Oleh karena itu, kunjungan tersebut seharusnya tidak dibingkai sebagai indikasi adanya “matahari kembar” dalam pemerintahan.
Andy menekankan bahwa menghormati mantan presiden adalah bagian dari tradisi demokrasi dan budaya politik yang sehat. Ia juga mengingatkan bahwa kunjungan para menteri tersebut dilakukan dalam suasana silaturahmi Idul Fitri, yang merupakan momen untuk mempererat hubungan dan menunjukkan penghormatan.
PSI juga menyoroti pernyataan Ketua DPP PDIP, Ganjar Pranowo, yang mengingatkan agar tidak ada “matahari kembar” dalam pemerintahan. Andy menyayangkan jika kunjungan para menteri ke Jokowi dianggap sebagai bentuk politik pecah belah. Ia menegaskan bahwa negeri ini lebih memerlukan kerja sama daripada politik adu domba.
Sebelumnya, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Zulkifli Hasan, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, serta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, telah menemui Jokowi di Solo, Jawa Tengah, saat momen Lebaran.
Also Read
Dalam pertemuan tersebut, beberapa menteri menyebut Jokowi sebagai “bos”, yang kemudian memicu perdebatan mengenai potensi adanya dua pusat kekuasaan dalam pemerintahan. Namun, PSI menilai bahwa pernyataan tersebut merupakan bentuk penghormatan dan tidak perlu dibesar-besarkan.