Pada 12 Februari 2025, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan percakapan telepon selama 90 menit, yang menandai awal dari upaya negosiasi untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Kedua pemimpin sepakat untuk segera memulai perundingan damai, dengan pertemuan tatap muka pertama direncanakan berlangsung di Arab Saudi, yang akan menjadi tuan rumah atas undangan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengonfirmasi bahwa persiapan untuk pertemuan antara Trump dan Putin sedang berlangsung. Meskipun tanggal pasti belum ditetapkan, kedua belah pihak menunjukkan komitmen untuk mencapai solusi diplomatik terkait situasi di Ukraina.
Namun, inisiatif ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan sekutu NATO dan Uni Eropa, yang menekankan pentingnya partisipasi Ukraina dan negara-negara Eropa dalam proses perdamaian. Mereka khawatir bahwa negosiasi langsung antara AS dan Rusia dapat mengabaikan kepentingan Ukraina dan melemahkan posisi Eropa dalam keamanan regional.
Also Read
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan keprihatinannya atas perkembangan ini dan menegaskan bahwa Ukraina harus terlibat dalam setiap pembicaraan yang menentukan masa depannya. Ia menekankan bahwa keputusan apa pun mengenai Ukraina tidak boleh dibuat tanpa partisipasi langsung dari pemerintah Ukraina.
Pertemuan yang direncanakan antara Trump dan Putin ini berpotensi menjadi titik balik dalam upaya mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun di Ukraina. Namun, banyak pihak yang menantikan bagaimana proses ini akan berlangsung dan memastikan bahwa solusi yang dihasilkan adil serta mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat