Baru-baru ini, beredar video yang menampilkan Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, sedang berpidato dalam bahasa Arab. Setelah ditelusuri, video tersebut merupakan hasil manipulasi menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) atau yang dikenal sebagai deepfake. Video asli menunjukkan Prabowo berpidato dalam bahasa Indonesia pada acara “Simposium Geopolitik dan Geostrategis Global Serta Pengaruhnya terhadap Indonesia Tahun 2023” di Kementerian Pertahanan pada 2 November 2023. Namun, melalui teknologi deepfake, pidato tersebut dimanipulasi sehingga tampak seolah-olah beliau berbicara dalam bahasa Arab.
Selain itu, muncul juga video hoaks yang mengklaim bahwa Prabowo membagikan hadiah melalui nomor WhatsApp. Video tersebut sebenarnya adalah rekaman saat Prabowo membuka sidang kabinet di Istana Kepresidenan pada 2 Desember 2024, yang kemudian dimanipulasi untuk tujuan penipuan.
Fenomena deepfake semakin mengkhawatirkan karena dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu dan menipu masyarakat. Penipuan dengan modus deepfake telah meningkat secara signifikan, dengan lonjakan kasus mencapai 1.540 persen di wilayah Asia-Pasifik sejak 2022 hingga 2023.
Also Read
Untuk menghindari menjadi korban penipuan berbasis deepfake, masyarakat diimbau untuk:
- Memeriksa Sumber Informasi: Selalu pastikan informasi berasal dari sumber resmi atau terpercaya.
- Waspada terhadap Konten yang Mencurigakan: Jika sebuah video atau audio tampak tidak biasa atau terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, ada baiknya untuk skeptis dan melakukan verifikasi lebih lanjut.
- Menggunakan Teknologi Deteksi Deepfake: Beberapa alat dan aplikasi kini tersedia untuk membantu mendeteksi konten yang dimanipulasi.
- Melaporkan Konten Palsu: Jika menemukan konten yang diduga deepfake, laporkan ke platform terkait atau otoritas yang berwenang.
Dengan meningkatnya kesadaran dan kewaspadaan, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari modus penipuan yang semakin canggih ini.