Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan signifikan. Pada Rabu, 19 Februari 2025, pukul 09:11 WIB, rupiah tercatat melemah 0,52% ke level Rp16.355 per dolar AS.
Pelemahan ini menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan kinerja terburuk di Asia pada hari tersebut. Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengindikasikan bahwa kekhawatiran meningkatnya tensi perundingan damai antara Ukraina dan Rusia menjadi salah satu faktor yang menekan rupiah. Selain itu, data ekonomi domestik yang lemah turut memicu kekhawatiran pasar menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang akan membahas kebijakan suku bunga.
Dalam beberapa pekan terakhir, rupiah telah menunjukkan tren pelemahan. Pada Senin, 10 Februari 2025, rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp16.358 per dolar AS, melemah 0,46% dari akhir pekan sebelumnya.
Also Read
Faktor eksternal, seperti penguatan dolar AS akibat data ekonomi yang solid, juga berkontribusi terhadap tekanan pada rupiah. Investor cenderung beralih ke aset-aset dalam denominasi dolar AS, mengurangi permintaan terhadap mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Bank Indonesia diharapkan mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, termasuk intervensi di pasar valuta asing dan penyesuaian suku bunga acuan. Namun, upaya ini perlu diseimbangkan dengan pertimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik dan inflasi.
Situasi ini menuntut kewaspadaan dari pelaku usaha dan masyarakat dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar yang dapat berdampak pada harga barang impor dan biaya produksi. Diversifikasi portofolio investasi dan efisiensi operasional menjadi langkah penting untuk memitigasi risiko akibat pelemahan rupiah.