Pada 15 Januari 2025, Bank Indonesia (BI) secara tak terduga menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen. Keputusan ini diambil untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan ekspor, konsumsi, dan investasi swasta.
Alasan Penurunan Suku Bunga
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa penurunan ini konsisten dengan proyeksi inflasi yang rendah dan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. BI juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025 menjadi 4,7% hingga 5,5%, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Also Read
Dampak terhadap Nilai Tukar Rupiah
Setelah pengumuman tersebut, nilai tukar rupiah melemah ke posisi terendah dalam enam bulan, mencapai Rp16.335 per dolar AS. BI menyatakan bahwa pelemahan ini bersifat sementara dan akan terus menjaga keseimbangan suplai dan permintaan valuta asing.
Dampak terhadap Sektor Perbankan dan Kredit
Penurunan suku bunga acuan diharapkan meningkatkan likuiditas perbankan dan mendorong penurunan suku bunga kredit. Hal ini dapat memperkuat permintaan kredit di berbagai sektor, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dampak terhadap Investasi dan Sektor Riil
Dengan biaya pinjaman yang lebih rendah, sektor riil seperti properti, otomotif, dan teknologi diharapkan mendapatkan sentimen positif. Penurunan suku bunga juga dapat meningkatkan minat investasi, terutama di kalangan generasi muda yang mencari peluang di pasar.