Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diprediksi menghadapi tantangan signifikan, dengan proyeksi sulit menembus angka 5%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk melambatnya ekspor, tekanan eksternal, dan melemahnya konsumsi domestik.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa nilai ekspor Indonesia pada Januari 2025 mencapai US$21,45 miliar, mengalami penurunan sebesar 8,56% dibandingkan Desember 2024. Ekspor nonmigas juga turun 6,96% dalam periode yang sama. Penurunan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor ekspor Indonesia di tengah kondisi global yang tidak menentu .
Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Amerika Serikat turut memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa tarif tersebut berpotensi mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 hingga 0,5 poin persentase. Namun, adanya jeda 90 hari dalam penerapan tarif memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan negosiasi dan mitigasi dampak negatif .
Beberapa lembaga dan ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 sebagai berikut:
Also Read
- Maybank Sekuritas: Mempertahankan proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia di angka 4,7% untuk tahun 2025, turun dari 5% pada 2024 .
- OECD: Memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% pada 2025, turun dari proyeksi sebelumnya di 5,2% .
- Bloomberg Economics: Memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI pada 2025 hanya akan sebesar 4,9%, lebih rendah ketimbang prediksi sebelumnya di angka 5,1% .
Selain faktor eksternal, konsumsi rumah tangga yang melemah juga menjadi perhatian. Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda, menyatakan bahwa daya beli masyarakat yang lesu akan membayangi perekonomian nasional pada tahun ini. Hal ini terlihat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih di bawah 5% .
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, termasuk pemberian insentif fiskal, program bantuan sosial, dan upaya memperkuat kerja sama internasional. Namun, efektivitas kebijakan ini dalam menghadapi tantangan global dan domestik masih perlu terus dievaluasi.