Pada Senin, 10 Maret 2025, platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) mengalami gangguan akses yang meluas, mempengaruhi ribuan pengguna di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Elon Musk, pemilik platform tersebut, mengungkapkan bahwa gangguan ini disebabkan oleh serangan siber besar-besaran. Dalam sebuah unggahan di X, Musk menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan dengan sumber daya yang sangat besar, menunjukkan kemungkinan keterlibatan kelompok besar yang terorganisir atau bahkan sebuah negara.
Menurut laporan Downdetector, situs yang melacak laporan gangguan online, masalah mulai muncul sekitar pukul 05.30 Waktu Timur AS, dengan lebih dari 20.000 pengguna melaporkan gangguan. Meskipun layanan sempat pulih setelah sekitar satu jam, gangguan kembali terjadi sekitar pukul 09.30, dengan lebih dari 40.000 pengguna melaporkan masalah akses. Beberapa pengguna melaporkan ketidakmampuan untuk memuat linimasa utama, memposting konten, atau menggunakan fitur pencarian, sering kali menerima pesan kesalahan seperti “coba lagi” atau “terjadi sesuatu yang salah, coba muat ulang”.
Musk mengindikasikan bahwa serangan tersebut mungkin berasal dari wilayah Ukraina, meskipun tidak memberikan bukti konkret untuk mendukung klaim tersebut. Para ahli keamanan siber meragukan keterlibatan Ukraina, mengingat situasi geopolitik saat ini dan potensi motif yang lebih menguntungkan pihak lain. Beberapa berspekulasi bahwa serangan ini bisa saja dimaksudkan untuk mendiskreditkan Ukraina atau mengalihkan perhatian dari isu lain.
Hingga saat ini, belum ada kelompok atau negara yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tim keamanan X bekerja sama dengan otoritas terkait untuk menyelidiki sumber dan motif di balik serangan ini, serta untuk memperkuat pertahanan platform terhadap ancaman serupa di masa mendatang.
Also Read
Insiden ini menyoroti kerentanan platform media sosial terhadap serangan siber dan pentingnya langkah-langkah keamanan yang proaktif untuk melindungi infrastruktur digital dan data pengguna.