Jumlah kasus kanker di Indonesia terus meningkat dan diprediksi akan melonjak lebih dari 70% pada tahun 2050 jika langkah pencegahan dan deteksi dini tidak diperkuat. Saat ini, sekitar 400 ribu kasus baru terdeteksi setiap tahun, dengan angka kematian mencapai 240 ribu kasus. Tanpa intervensi yang efektif, beban kanker akan semakin besar, baik dari segi kesehatan masyarakat maupun ekonomi.
Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, menegaskan bahwa kanker tidak hanya menjadi tantangan medis tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang kompleks. Biaya pengobatan yang tinggi, hilangnya produktivitas, serta dampak psikologis bagi pasien dan keluarga menjadi beban berat yang harus ditangani. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi strategi utama yang terus diperkuat.
Untuk mengatasi tantangan ini, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker 2024-2034 yang berfokus pada penguatan skrining dan deteksi dini. Salah satu inisiatifnya adalah pengembangan layanan skrining berbasis risiko melalui inovasi I-Care (Indonesia Cancer Risk Examination) oleh Rumah Sakit Kanker Dharmais. Teknologi ini memungkinkan masyarakat melakukan deteksi dini risiko kanker dengan pemeriksaan genetik menggunakan sampel darah, yang dapat mendeteksi risiko kanker payudara, kolorektal, lambung, prostat, dan paru.
Also Read
Selain itu, upaya deteksi dini kanker serviks semakin diperluas dengan skrining menggunakan metode HPV DNA yang lebih sensitif dibandingkan metode konvensional. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, menggelar skrining kanker serviks gratis selama bulan Februari di seluruh Puskesmas bagi perempuan yang sudah menikah. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, drg. Ani Ruspitawati, menekankan bahwa kanker payudara dan kanker serviks menjadi jenis kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu, akses masyarakat terhadap layanan skrining harus diperluas agar deteksi dini bisa dilakukan lebih masif.
Masyarakat juga diimbau untuk menerapkan pola hidup sehat sebagai langkah pencegahan, seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, tidak merokok, menghindari alkohol, serta menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala. Dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan angka kejadian dan kematian akibat kanker dapat ditekan secara signifikan.