Perkebunan kelapa sawit telah menjadi tulang punggung ekonomi di berbagai wilayah Indonesia. Namun, di balik kontribusi ekonominya, terdapat biaya kemanusiaan yang signifikan, khususnya bagi perempuan yang terlibat dalam industri ini.
Peran Perempuan dalam Perkebunan Sawit
Perempuan memainkan peran sentral dalam berbagai aktivitas di perkebunan sawit, mulai dari pekerjaan produktif seperti menebas gulma, menyemprot, pemupukan, hingga pemanenan. Selain itu, mereka juga memikul tanggung jawab dalam pekerjaan reproduktif dan sosial kemasyarakatan. Namun, kontribusi mereka seringkali kurang diakui dan dihargai. Data menunjukkan bahwa sekitar 89% perempuan mencurahkan waktunya untuk mengelola perkebunan kelapa sawit bersama laki-laki, sementara keterlibatan laki-laki dalam aktivitas domestik hanya sekitar 27%.
Also Read
Ketimpangan Gender dan Beban Kerja Ganda
Ketimpangan gender terlihat jelas dalam pembagian kerja di sektor ini. Perempuan seringkali menghadapi beban kerja ganda, mengurus pekerjaan di kebun sekaligus tanggung jawab domestik. Budaya patriarki yang dominan menempatkan perempuan pada posisi subordinat, membatasi akses mereka terhadap sumber daya seperti lahan dan kredit, serta mengurangi partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan penting terkait pengelolaan perkebunan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dalam lingkungan kerja, perempuan sering ditempatkan pada posisi rentan. Mereka kerap ditugaskan untuk menangani pupuk dan pestisida tanpa perlindungan memadai, meningkatkan risiko kesehatan. Selain itu, status mereka sebagai pekerja tidak tetap membuat mereka tidak mendapatkan jaminan keamanan kerja atau manfaat lainnya.
Upaya Pemberdayaan dan Pengakuan
Untuk mengurangi biaya kemanusiaan yang ditanggung perempuan di sektor perkebunan sawit, diperlukan upaya pemberdayaan yang komprehensif. Ini mencakup peningkatan akses perempuan terhadap sumber daya, pelibatan aktif dalam pengambilan keputusan, serta penyediaan pelatihan dan pendidikan yang relevan. Selain itu, penting untuk mengubah norma budaya yang mendukung ketimpangan gender, memastikan bahwa kontribusi perempuan diakui dan dihargai secara setara.
Kesimpulan
Meskipun perempuan berkontribusi signifikan dalam industri kelapa sawit, mereka masih menghadapi berbagai tantangan yang mempengaruhi kesejahteraan dan hak-hak mereka. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang melibatkan perubahan kebijakan, peningkatan kesadaran, dan transformasi budaya diperlukan untuk memastikan bahwa perempuan mendapatkan perlakuan adil dan setara dalam sektor ini.